Lintas 12 – Derbi Nusantara Indonesia versus Malaysia Butuh Narasi Anyar.
Pertandingan indonesia & malaysia selalu dicitrakan menggunakan laga keras dan panas. namun, pertandingan itu harusnya bisa dilihat menurut sisi lebih positif.
Pada 1 juni 1963 di tokyo, jepang, presiden indonesia, soekarno & perdana menteri malaysia, tunku abdul rahman, bertemu dalam rendezvous bersejarah buat mencapai konvensi demi mengakhiri konfrontasi indonesia terhadap pembentukan malaysia, yang dalam ketika itu soekarno mengklaimnya sebagai taktik blok imperialisme barat, lahir berdasarkan ideologi neokolonial. meski rendezvous tadi menemui jalan buntu dan pertikaian yang dilancarkan indonesia berlarut-larut, tetapi kejadian itu mampu memperlihatkan sisi kehebatan 2 tokoh akbar asia tenggara itu dalam pembicaraan pada kediaman menteri luar negeri jepang waktu itu, masayoshi ohira.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
beberapa dekade setelah melewati momen pahit itu, hubungan indonesia dan malaysia kini telah tenang, meski interaksi ke 2 negara tak lepas dari ‘silat pengecap’ misalnya pertengkaran kakak berebut mainan pada ruang bermain.
kita sudah dididik sejak mini mengenai dampak negatif dari pertikaian ini pada sejarah interaksi ke 2 negara, namun tidak terdapat yg pernah mengungkapkan sisi akbar presiden soekarno dan tunku abdul rahman di meja negosiasi. meski indonesia & malaysia saat itu sedang mengalami episode yg sangat kritis, namun ke 2 tokoh tadi permanen hening secara beradab, diplomatis dan bijaksana dalam memperjuangkan kepentingan negara masing-masing.
maju ke ketika ini, derbi sepakbola indonesia-malaysia atau lebih dikenal dengan derbi nusantara ditinjau sebagai simbol & representatif menurut rivalitas sosial politik ke 2 negara tetapi tampaknya telah melenceng jauh menurut semangat “perundingan 1963” yg diperlihatkan oleh presiden soekarno dan tunku abdul rahman ketika itu. meski permainan emosional & sentimen yg dibawakan keduanya sama, yakni bertarung atas nama kedaulatan dan prestise negara, namun rivalitas ini diterjemahkan pada lapangan hijau. sayangnya, derbi nusantara terus dikenang sebagai derbi yang panas, agresif, & sering diwarnai dengan peristiwas-peristiwas “provokatif” di luar lapangan, nir hanya di kalangan pendukung namun juga berdasarkan media besar . suporter malaysia yang mengunjungi gelora bung karno dalam hari pertandingan akan membawa pulang “seribu kenangan” tatkala benda-benda berbahaya dilempar ke arah mereka.
tambah disayangkan, derbi ini pula menjadi satu-satunya laga level internasional yang pernah melibatkan penggunaan barakuda milik kepolisian indonesia sebagai “tunggangan resmi” yg membawa tim malaysia atas nama keamanan, terlepas dari output yang akan diraih di gelora bung karno.
demi kebaikan sepakbola indonesia-malaysia, telah saatnya barakuda dipakai pada situasi yang sempurna. lokasi barakuda berada pada zona konflik dan bukan pada stadion olahraga.
kenyataannya, derbi nusantara indonesia-malaysia butuh narasi baru.
melihat pertandingan-pertandingan derbi sepakbola akbar di seluruh global, banyak diikuti karena memiliki karakteristik khas pertandingan yang epik, klasik dan patut diapresiasi lantaran keindahan permainan sepakbolanya, jauh menurut persepsi “kekerasan” yang ada mengelilinginya.
galat satu ungkapan sepakbola yg paling populer datang dari film the damned united mengenai kisah hidup nigel clough di awal karirnya menjadi manajer, ketika dia menasihati para “pemain kotor leeds” di bawah bimbingannya: “sepak bola adalah permainan yang indah. itu harus dimainkan menggunakan latif.”
begitu juga dengan sifat spirit & sikap yg harus diterapkan setiap kali kedua tim raksasa bersejarah ini bertemu. momen latif merupakan sesuatu yg sangat didambakan pada setiap derbi sepakbola. ini membawa makna yg cukup berarti bagi pencinta sepakbola. itu mengingatkan kita pulang mengapa kita jatuh cinta dengan sepakbola. ini memberi kita jawaban atas pertanyaan mengapa, meskipun keselamatan kita mungkin terancam lantaran “hooliganisme” pada antara pendukung, kita tetap membawa diri ke gelora bung karno atau bukit jalil atas nama “cinta”.
terlepas menurut peristiwa kelam yg kerap menyelimuti rivalitas malaysia dan indonesia pada lapangan, derbi nusantara yg berlangsung sejak lama bukan tanpa cerita magisnya sendiri. tendangan safee sali di final piala aff 2010 meruntuhkan hati suporter indonesia di gelora bung karno dalam malam 29 desember 2010. tetapi, momen itu tidak membuat safee tidak boleh menginjakkan kaki pada indonesia. pada sisi lain, popularitas, visibilitas, & nilai pasarnya di indonesia semakin tinggi drastis. tambah luar biasa waktu sejumlah klub di indonesia berebut mendatangkan pemain yg menghancurkan mimpi timnas mereka untuk melanjutkan performa impresifnya menggunakan bermain pada perserikatan nasional.
kesuksesan safee sali, sebagai bintang pada piala aff kala itu, jua mengingatkan kita akan imbas yg ditinggalkan bambang pamungkas waktu bermain di malaysia beserta selangor dari 2005 sampai 2006.
seorang pemain handal berdasarkan musuh andal yang dibesarkan menjadi pahlawan pada negaranya sendiri. inilah keistimewaan derbi nusantara yang patut dibicarakan.
situasi pasca pandemi covid-19 sudah mengubah suasana sepakbola pada tempat ini, termasuk derbi nusantara edisi selanjutnya yang akan berlangsung minggu ini, di piala aff 2020. daripada teriakan puluhan ribu suporter yang mengiringi gol safawi rasid ke gawang indonesia dalam november 2019, sekarang hanya tiupan peluit wasit yg mengukir senyum evan dimas usai mencetak gol terakhir indonesia ke gawang laos pekan lalu, ditambah tepuk tangan dari staf pelatih di bangku cadangan.
meski impresif, berdasarkan sisi ke 2 tim sendiri, masuknya pemain baru dalam memperkuat tim semakin membangkitkan semangat para fans buat terus mengikuti derbi ini tanpa lelah. malaysia, yang sebelumnya membantah indonesia menggunakan jasa begitu banyak pemain naturalisasi, kini gencar menurunkan pemain naturalisasi kelahiran brasil, guilherme de paula, buat memimpin lini serang tim.
pelatih indonesia, shin tae-yong terlihat membawa formula baru yang lebih unik dan bertenaga menggunakan menyorot pemain belia seperti asnawi mangkualam & witan sulaeman buat mengemban tugas utama tim. dalam saat yang sama, beliau jua mempertahankan kebijakan buat memasukkan pemain-pemain keturunan ke dalam tim, termasuk jordi amat, pemain spanyol keturunan indonesia, pada upaya menghembuskan nafas baru untuk tim indonesia di era terbaru ini.
keikutsertaan pemain baru yang berbasis pada eropa seperti dion cools dari fc midtjylland buat malaysia dan elkan baggot buat indonesia menjanjikan pertemuan yang lebih berdampak buat dihadirkan, terutama pada menghadapi tuntutan sepakbola terkini yg membutuhkan pemain dengan teknik yang baik. dan keterampilan membaca permainan yang tinggi.
dipandang menurut performa indonesia saat ini sepanjang turnamen aff, tim terlihat lebih percaya diri & seolah bangkit berdasarkan hari-hari kelamnya pada beberapa tahun terakhir. melalui peningkatan kualitas pola permainan yg diterapkan shin tae-yong dan penguatan skuat yg dilakukan malaysia melalui rekrutmen pemain naturalisasi & keturunan, derbi nusantara ini seharusnya menambah makna sekaligus mempertinggi nilai tambah bagi pencinta sepakbola.
ke depan, derbi nusantara ini tidak wajib dilihat menurut kacamata friksi antara 2 tetangga saja, bahkan harus menjadi perseteruan yg memilih siapa raja sepak bola asia tenggara yg sebenarnya.
derbi ini nir akan lumrah jika permusuhan antara malaysia dan indonesia pada lapangan ini tidak sanggup mengangkat keduanya ke singgasana tertinggi sepakbola asia tenggara dan terus tertinggal dari vietnam & thailand. buat konteksnya, derbi ini seharusnya mempunyai arti yang sama menggunakan final piala aff 2010. memenangkan derbi nusantara berarti menaklukkan asia tenggara.
meski dibatasi oleh situasi pasca pandemi covid-19, peluang buat menghembuskan nafas baru dalam derbi ini akan datang dalam pekan ini, waktu malaysia harus meraih kemenangan berbanding indonesia yg hanya memerlukan seri bila ingin melaju ke semi-final turnamen aff kali ini. yang kentara, derbi nusantara kali ini akan berlangsung dengan cara yg sama sekali berbeda menurut terakhir kali terjadi pada november 2019 karena malaysia & indonesia kini menjadi “paras baru”.
era konfrontasi sudah meninggalkan jejak yg cukup pada di lipatan sejarah kedua negara. saat ini, malaysia & indonesia dipercaya menjadi negara sekutu yg mempunyai poly kecenderungan sosial budaya. arus masuk & arus keluar antar warganya pula berjalan hening. kita tak jarang mendengar cerita wisatawan asal malaysia yang menikmati kopi khas bandung setelah berbelanja di pasar baru dan rumah mode. misalnya halnya warga indonesia yg mengagumi menara kembar petronas di jantung mak kota metropolitan kuala lumpur.
hal yg sama juga terjadi pada ekosistem sepakbola di kedua daerah tersebut. akun media umum di indonesia terus mengikuti & mengungkapkan transfer pemain liga indonesia ke malaysia. buat tahun ini saja, transfer makan konate dan syahrian abimanyu ke perserikatan super malaysia disambut positif & digambarkan sebagai peningkatan karier masing-masing.
perkembangan tersebut sebagai bukti bahwa meski memori masa lalu derbi nusantara akan terus dikenang, bukan berarti “tradisi” sebelum derbi tidak mampu diubah. wajib sinkron dengan perkembangan zaman.
sekarang, saatnya telah datang bagi ke 2 negara ini buat melihat ke depan, & mulai mengukir sejarah “sepakbola serantau” yg baru.