Lintas12.Com – Ciptakan sinergi antara artis dan penggemar di era digital.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa seorang bintang bukanlah apa-apa tanpa penggemar. Pasalnya, salah satu kunci sukses artis dan musisi adalah fans yang selalu mengapresiasi karyanya.
Kemajuan teknologi telah mengubah hubungan antara artis dan penggemar. Tidak hanya dalam mengelola atau mengelola penggemar, tetapi juga dalam cara berinteraksi antara artis dan penggemar yang saling menghargai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal itu juga disampaikan Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Hilmar Farid melalui rekaman video dalam diskusi belum lama ini.
“Dengan pesatnya perkembangan teknologi digital, banyak perubahan dalam produksi, konsumsi dan distribusi musik serta platform yang terbentuk. Hubungan antara musisi dan penggemar juga mengalami transformasi, dan kita dapat menyaksikan banyak fenomena baru”. kata Hilmar.
Melalui platform digital, lanjut Hilmar, para musisi dan seniman pada umumnya berhasil menggerakkan penonton atau penggemarnya untuk melakukan hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan seni mereka.
“Saya kira ini hal yang sangat menarik dan tentunya juga memiliki potensi yang luar biasa, namun belum terpetakan dengan baik,” imbuhnya.
Fans bukan hanya pasar
Sejak awal, para artis dan perwakilan artis lebih menghargai arti dari para penggemar. Perlakuan terhadap penggemar tidak lagi sekadar pasar atau objek.
Endah Widiastuti setuju bahwa duo Endah N Rhesa dapat memperlakukan penggemar sebagai mitra dengan membentuk komunitas Sahabat EAR (Endah And Rhesa).
“Perlu ada kesamaan visi, kegiatan interaktif yang memungkinkan penggemar bertemu musisi, bagaimana musisi hidup dalam musik yang memungkinkan penggemar mengapresiasi karyanya. Kami berbagi lebih dari sekadar musik,” katanya.
Selain itu, tambah Endah, pihaknya juga menggunakan data penggemar untuk menentukan kota tempat konsernya akan berlangsung.
“Saat kami mencoba menggelar konser di kota berdasarkan data, jumlah peminatnya sedikit. Kami pikir, kenapa tidak mencobanya? Bahkan mungkin menarik penggemar. Memang benar, tidak ramai,” katanya.
Tiga Dua Satu dan TulusCompany bahkan telah memasukkan TemanTulus dan TemanDere sebagai bagian dari struktur organisasi kepengurusan. Menurut Tiga Dua Satu dan Business Manager TulusCompany Tiur Tobing, pihaknya juga melibatkan TemanTulus dan TemanDere dalam proses brainstorming untuk menentukan kegiatan yang cocok untuk masyarakat.
“Khususnya, untuk mengetahui apa yang mereka inginkan. Ini menghemat banyak waktu dan tentu saja tepat sasaran,” tambahnya.
Ciptakan sinergi antara artis dan penggemar: Fans berkualitas, musisi menunggu
Mampu memenuhi keinginan para penggemar adalah hal yang penting. Namun, para artis dan manajemen juga memiliki harapan yang tinggi untuk para penggemarnya. Perbedaan kualitas para penggemar tidak lepas dari pengetahuan dan pemahaman mereka tentang apresiasi seni.
Demikian disampaikan Denison Wicaksono, Staf Pokja Festival, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Menurutnya, hal yang paling mendasar dalam hubungan antara musisi dan penggemar adalah apresiasi.
“Padahal, ini diajarkan dalam kurikulum pendidikan musik di sekolah. Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, ada kebutuhan untuk memperkaya kurikulum musik, dan itulah yang kami lakukan,” kata Denison. .
“Kami sangat membutuhkan masukan dari para praktisi di bidang musik untuk lebih meningkatkan kurikulum pendidikan musik,” lanjutnya.
Denison juga melihat bahwa ia telah merambah peran artis atau musisi sebagai influencer bagi masyarakat, memanfaatkan popularitas dan jumlah mereka serta hubungannya dengan penggemar mereka. Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek menyosialisasikan program “Kebebasan Belajar” bersama Slank.
Halaman : 1 2 Selanjutnya