Lintas12.com – Restorasi film klasik Indonesia bisa membuka wawasan anak muda.
Pemugaran film klasik Indonesia dengan akses pemutaran dapat membuka wawasan baru bagi penonton muda, kata pengamat film Hikmat Darmawan di Jakarta dalam diskusi online, Minggu.
Jika tidak ada forum pemutaran (untuk film klasik dan restorasinya), menonton film masterpiece dari generasi ke generasi menjadi sulit
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jika tidak ada forum pemutaran (film klasik dan restorasinya), menonton film karya generasi ke generasi menjadi sulit,” jelas Darmawan yang merangkap Wakil Ketua I Dewan Kesenian Jakarta (DKJ).
Pembuat film dan programer film Ifan Ismail mengatakan restorasi film klasik Indonesia tidak sesederhana yang terlihat di tengah berbagai tantangan.
“Pertama dari segi teknologi, apalagi restorasi seluloid (film), yang (harus) diperbaiki secara fisik. Restorasi digital relatif lebih mudah karena yang diedit atau dibersihkan adalah citra digitalnya,” jelas Ismail.
Tantangan selanjutnya adalah hak kekayaan intelektual film, kata Ismail.
“Soal hak film itu dimana dan siapa yang punya film itu. Kadang kalau filmnya sudah tua, kita anggap produser atau rumah produksinya sudah tidak ada lagi. Itu yang harus diselesaikan dulu, dan itu juga bukan proses yang mudah. ,” jelasnya.
Sementara itu, Festival Film Internasional Madani akan menghadirkan film restorasi “Titian Serambut Dibelah Tujuh” (1982) pada Rabu (27 April) di sebuah bioskop di Jakarta Pusat pada pukul 14.00 waktu setempat.
Menurut Ismail, Titian Serambut Dibelah Tujuh memiliki kemampuan untuk mengangkat kompleksitas umat Islam Indonesia.
Titian Serambut Dibelah Tujuh adalah sebuah film hasil kerjasama sutradara Chaerul Umam dan penulis skenario Asrul Sani pada tahun 1982 dan merupakan film “daur ulang” dari film Sani dengan judul yang sama pada tahun 1959.
Film tersebut memenangkan Skenario Terbaik di Festival Film Indonesia 1983 ( FFI) serta piala PWI Jaya untuk Film Drama Terbaik.
Lintas 12 – Portal berita Indonesia tentang: Restorasi film klasik Indonesia bisa membuka wawasan anak muda.