Lintas12.com – Indonesia Australia Menuju Ikatan Bilateral yang Lebih Kuat.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada hari Senin membahas penguatan hubungan ekonomi, antara lain, dalam kunjungan bilateral perdana pemimpin Australia ke Indonesia sejak menjabat dua minggu lalu.
“Pada masalah bilateral, pertemuan kami sangat menekankan pada hubungan ekonomi. Saya sampaikan pentingnya perluasan akses ekspor produk-produk bernilai tambah tinggi Indonesia, seperti otomotif, ke pasar Australia,” kata Jokowi dalam konferensi pers bersama di Istana Bogor, Senin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jokowi kemudian berbicara tentang ekspor perdana mobil jadi ke Australia awal tahun ini. Presiden mengacu pada ekspor mobil Toyota Fortuner yang diproduksi oleh Toyota Motor Manufacturing Indonesia, unit lokal raksasa otomotif Jepang.
“Saya berharap akses ekspor semacam ini tetap terbuka,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA)—ditambah dengan status strategis yang komprehensif—telah memberikan landasan yang kuat bagi hubungan bilateral.
“Harapannya, implementasi IA-CEPA, khususnya mengenai kesempatan kerja bagi WNI di Australia, dapat ditingkatkan. Termasuk menaikkan kuota visa working holiday menjadi 5.000 per tahun,” kata Jokowi.
Batas tahunan visa kerja dan liburan untuk Indonesia saat ini mencapai 4.264 per tahun, situs resmi departemen dalam negeri Australia menunjukkan.
Dalam pidatonya, Jokowi memuji investasi satu miliar dolar perusahaan layanan kesehatan Australia Aspen Medical untuk membangun 23 rumah sakit dan 650 klinik di provinsi Jawa Barat selama 20 tahun.
Indonesia berada di jalur untuk menjadi salah satu dari lima ekonomi terbesar di dunia, menurut Albanese.
“Merevitalisasi kemitraan perdagangan dan ekonomi kami adalah prioritas bagi pemerintah saya. Itu sebabnya kami berencana bekerja sama dengan Indonesia untuk merealisasikan potensi IA-CEPA,” kata perdana menteri baru Australia.
Untuk tujuan ini, Albanese menjanjikan pertemuan rutin antara menteri ekonomi masing-masing.
Dia menambahkan, “kami akan terus memastikan dukungan bisnis di kedua sisi. Pemerintah saya akan bekerja sama dengan Australian Super Funds, di antara investor terbesar kami, untuk menjajaki peluang investasi di Indonesia.”
Perdagangan Indonesia-Australia mencapai $ 12,6 miliar pada tahun 2021, Kementerian Perdagangan melaporkan.
Indonesia mengekspor $3,2 miliar ke Australia pada tahun 2021. Impor Indonesia dari Australia berjumlah $9,4 miliar tahun lalu, sehingga menandai defisit sebesar $6,2 miliar.
IA-CEPA mulai berlaku pada Juli 2020. Salah satu tujuan utama dari perjanjian ini adalah untuk memfasilitasi perdagangan barang dengan secara progresif menghilangkan atau mengurangi hambatan tarif dan non-tarif.
Kerjasama Iklim dan Green Capital Nusantara
Pernyataan pers bersama ini juga menggambarkan kerjasama iklim Indonesia-Australia.
Australia akan memberikan hibah awal sebesar A$200 juta untuk ketahanan dan infrastruktur iklim Indonesia. Investasi dari perusahaan Australia—yaitu produsen bijih besi Fortescue Metals Group dan perusahaan teknologi surya Sun Cable—juga diharapkan dapat membantu membuka jalan bagi transisi energi Indonesia.
“Saya menyambut baik komitmen investasi senilai $10 miliar dari Fortescue Metals Group di pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi. Begitu juga dengan Sun Cable senilai $1,5 miliar di sektor energi,” kata Jokowi.
Rencana Indonesia untuk membangun ibu kota baru yang hijau —yang akan diberi nama Nusantara—di Kalimantan Timur juga menarik perhatian Australia. Pada presser, Australia menyatakan kesediaannya untuk memberikan keahlian teknis untuk proyek ibu kota baru Indonesia.
“Ibu kota negara yang Anda rencanakan, Nusantara, adalah prospek yang sangat menarik, menandakan ke mana arah Indonesia. Saya senang menawarkan keahlian teknis Australia untuk membantu Anda merencanakan kota yang bersih, hijau, dan berteknologi tinggi,” kata Albanese pada konferensi pers.
Indonesia Australia Menuju Ikatan Bilateral: Diplomasi Sepeda Bambu
Jarang melihat Jokowi membawa tamu kepala negaranya bersepeda. Namun kesempatan itu dimanfaatkan Jokowi untuk menunjukkan diplomasi sepeda bambunya. Jokowi dan warga Albania naik sepeda bambu buatan Indonesia dari Istana Kepresidenan ke restoran Raasa Taman Bogor Raya untuk tête-à-tête mereka.
“Mengendarai sepeda itu ramah lingkungan. Saya kira kita harus mulai menyampaikan pesan pentingnya kendaraan ramah lingkungan,” kata Jokowi.
Menurut Albanese, bersepeda menggambarkan persahabatan Indonesia-Australia.
“Presiden telah menawarkan untuk membawa sepeda itu kembali ke Australia. Anda akan melihat saya berkeliling di tempat yang mungkin merupakan satu-satunya sepeda bambu di Canberra. Itu adalah pengalaman yang hebat. Setiap kali saya naik sepeda, saya akan mengingat persahabatan dengan Presiden Widodo,” kata Albanese.
Lintas 12 – Portal berita Indonesia tentang: Indonesia Australia Menuju Ikatan Bilateral yang Lebih Kuat.