Lintas12.com – Tes DNA membantu mengidentifikasi 2 korban Pembantaian Ras Tulsa.
Penyelidik yang berusaha mengidentifikasi korban Pembantaian Ras Tulsa telah menemukan cukup DNA yang dapat digunakan untuk pengujian pada dua dari 14 set jenazah yang dipindahkan dari pemakaman lokal setahun lalu, kata seorang ilmuwan forensik, Rabu.
Danny Hellwig dari Intermountain Forensics di Salt Lake City, yang sedang memeriksa jenazah, mengatakan kepada The Associated Press bahwa ini adalah langkah yang menjanjikan untuk mengidentifikasi orang-orang yang jenazahnya dipindahkan dari Pemakaman Oaklawn.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami memiliki dua (set) yang sangat kami sukai,” kata Hellwig. “Itu tidak menjamin kita mendapatkan hasil, tetapi memberi kita harapan” untuk mempelajari nama-nama itu.
Kuncinya, kata Hellwig, adalah memiliki keturunan dari individu-individu tersebut yang menyediakan DNA ke database sehingga kecocokan dapat dibuat ketika pengurutan DNA selesai.
Pengurutan diharapkan akan dimulai pada Juli atau Agustus, kata Hellwig. Kecocokan dengan anggota keluarga dapat dilakukan dalam beberapa hari jika keturunannya ada dalam database DNA Intermountain Forensics.
Tak satu pun dari sisa-sisa yang dikonfirmasi sebagai korban pembantaian 1921, yang terjadi ketika massa kulit putih turun ke Greenwood, lingkungan yang didominasi kulit hitam di Tulsa. Lebih dari 1.000 rumah dibakar, ratusan dijarah dan kawasan bisnis berkembang yang dikenal sebagai Black Wall Street dihancurkan.
Sejarawan yang telah mempelajari peristiwa tersebut memperkirakan jumlah korban tewas antara 75 dan 300.
Untuk memastikan jenazah adalah korban pembantaian, penyidik mencari tanda-tanda trauma, seperti luka tembak. Berdasarkan laporan pada saat itu, sebagian besar dari mereka yang dibunuh oleh massa adalah laki-laki, menurut ilmuwan forensik Phoebe Stubblefield, anggota tim yang menggali kuburan dan sisa-sisanya.
Satu set jenazah yang dikirim ke lab DNA Intermountain Forensics di Utah termasuk seorang pria dengan peluru di bahunya, tetapi tidak memiliki cukup DNA yang dapat digunakan, kata Hellwig.
“Kami sedang berbicara dengan tim investigasi untuk melihat apakah bukti tambahan dapat diberikan” dengan harapan mengekstraksi lebih banyak DNA dari individu itu, kata Hellwig.
Tulang dan gigi dari masing-masing jenazah telah diserahkan ke laboratorium, dengan DNA yang dapat digunakan berasal dari gigi, menurut Hellwig.
Pencarian kuburan korban pembantaian dimulai pada tahun 2020 dan dilanjutkan tahun lalu dengan hampir tiga lusin peti mati yang berisi sisa-sisa kemungkinan korban ditemukan.
Penyelidik belum mengatakan kapan mereka akan menganalisis situs tambahan di mana kuburan massal yang dicurigai berada dan area pencarian potensial direncanakan, menurut rilis berita dari kota Tulsa.
Lintas 12 – Portal Berita Indonesia tentang: Tes DNA membantu mengidentifikasi 2 korban Pembantaian Ras Tulsa.