Lintas12.com – Perusahaan Berusaha Menemukan Bakat Keamanan Siber yang Berkualitas.
Meningkatkan keamanan siber menjadi suatu keharusan bagi bisnis saat mereka beralih ke cloud dan merangkul teknologi otomatisasi, tetapi survei baru-baru ini menunjukkan bahwa perusahaan berjuang untuk mempekerjakan orang yang tepat agar mereka tetap aman dari serangan siber.
Perusahaan keamanan siber Fortinet baru-baru ini mengumumkan temuan dari surveinya tentang kesenjangan keterampilan keamanan siber di Asia Tenggara dan Hong Kong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut survei Fortinet, 71 persen organisasi mengaku kesulitan merekrut profesional keamanan siber yang berkualitas. Sekitar 63 persen setuju bahwa kurangnya ahli tersebut dapat menyebabkan keamanan siber yang buruk di dalam organisasi.
Fortinet mensurvei lebih dari 110 pembuat keputusan TI dan keamanan siber dari Indonesia, Singapura, Thailand, Hong Kong, Filipina, dan Malaysia. Responden semuanya berasal dari berbagai industri, termasuk teknologi (36 persen), manufaktur (17 persen), dan jasa profesional (11 persen).
Edwin Lim, Country Director di Fortinet Indonesia, mengatakan kesenjangan itu bukan karena kekurangan orang, tetapi lebih pada memiliki keterampilan yang relevan. Tidak mungkin lulusan universitas menerapkan konsep-konsep usang dari tahun 90-an atau awal 2000-an di dunia sekarang ini. Baru dalam beberapa tahun terakhir semakin banyak universitas yang mulai menawarkan program keamanan siber.
“Transformasi digital harus dibarengi dengan transformasi tenaga kerja,” kata Edwin dalam jumpa pers di Jakarta awal pekan ini.
Konferensi tersebut mengungkapkan bagaimana organisasi sekarang mencari orang dengan keterampilan bersertifikat. Tetapi begitu perusahaan-perusahaan ini mendapatkan profesional keamanan siber yang memenuhi syarat, mereka berjuang untuk mempertahankan karyawan mereka.
Rashish Pandey, wakil presiden pemasaran dan komunikasi Asia di Fortinet, berbagi cara yang dapat dilakukan organisasi untuk mempertahankan pekerja mereka.
“Perlengkapi profesional keamanan siber dengan perangkat yang tepat. Terus latih mereka. Juga memberi mereka visibilitas yang tepat dan jalur karir dalam organisasi. Jadi mereka akan tinggal lebih lama dan lebih produktif di sepanjang jalan, ”kata Rashish.
“Kita perlu terus melatih [bakat cybersecurity]. Cybersecurity bukan profesi yang Anda pelajari sekali kemudian terapkan [apa yang telah Anda pelajari] selama sepuluh tahun ke depan,” tambahnya.
Lintas 12 – Portal Berita Indonesia tentang: Perusahaan Berusaha Menemukan Bakat Keamanan Siber yang Berkualitas.