Lintas12.com – Kenali perbesaan gejala demam berdarah, tipus, dan malaria.
Pakar Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mencatat beberapa gejala yang bisa membedakan antara demam berdarah dengue (DBD), tifus, dan malaria.
“Cukup sulit (membedakannya) karena gejalanya sama: demam,” kata Dr. Adityo Susilo, Sp.PD-KPTI, FINASIM, dari divisi infeksi tropis FKUI dalam webinar kesehatan di Kamis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
DBD adalah infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, katanya. Ciri-ciri nyamuk demam berdarah adalah memiliki bintik-bintik putih di tubuhnya, tambahnya.
Salah satu gejala DBD yang mencolok adalah demam tinggi yang muncul tiba-tiba dan disertai dengan sakit kepala hebat, mata berat, nyeri otot, dan lemas.
“Infeksi ini juga dapat mengganggu proses pencernaan di lambung. Oleh karena itu pasien juga sering merasa mual, mengalami nyeri di ulu hati, sehingga kemampuan makan dan minum sangat berkurang,” Susilo menginformasikan.
Gejala tersebut, kata dia, muncul pada fase awal, saat virus sangat aktif, dan umumnya berlangsung selama tiga hari.
“Uniknya, setelah demam turun, pasien justru memasuki fase kritis. Ini karena antibodi mulai terbentuk dan lebih destruktif. Proses resistensi menjadi lebih intens dan risiko syok dan pendarahan meningkat. Itu akan berlangsung tiga hari, tapi beberapa kasus bisa lebih panjang,” tambahnya.
“Begitu di akhir fase kritis, demam mungkin muncul kembali tetapi tidak setinggi demam di awal fase. Setelah itu, pasien baru memasuki fase penyembuhan. Tentu saja kondisinya akan membaik dan sembuh, jumlah trombosit akan meningkat, dan kondisinya akan pulih,” katanya.
Sementara itu, Salmonella typhi, yang biasanya ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi, kata Susilo. Gejala demam tifoid tidak muncul secara tiba-tiba seperti demam berdarah, tetapi secara bertahap, tambahnya.
“Demamnya mengikuti pola anak tangga, semakin hari demamnya semakin tinggi,” katanya.
Gejala demam tifoid mengikuti pola sebaliknya, jelasnya. Artinya demam lebih tinggi pada malam hari dibandingkan pada pagi atau siang hari.
Susilo kemudian mengatakan bahwa tifus juga memiliki gejala yang berhubungan dengan pencernaan. Oleh karena itu, pasien akan mengeluh sembelit atau kesulitan buang air besar. Namun, beberapa pasien mungkin mengalami diare.
Sedangkan malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
“Malaria memiliki gejala yang lebih khas. Triad malaria merupakan gejala yang spesifik untuk penyakit ini,” kata Susilo.
Trias malaria terdiri dari stadium dingin, fase di mana pasien menggigil hebat, fase panas atau fase demam tinggi, dan fase berkeringat ketika demam mulai berkurang secara bertahap, tetapi pasien banyak berkeringat, jelasnya.
“Berbeda dengan demam berdarah, demam yang disebabkan oleh malaria turun dengan sendirinya, meski tidak diobati,” tambahnya.
Lintas 12 – Portal Berita Indonesia tentang: Kenali perbesaan gejala demam berdarah, tipus, dan malaria.