Menyusui Eksklusif Membangun Sistem Kekebalan Bayi: Ahli Epidemiologi

Sabtu, 2 Juli 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ibu memberikan ASI ekslusif adalah sebuah keharusan [Gambar Ilustrasi]

Ibu memberikan ASI ekslusif adalah sebuah keharusan [Gambar Ilustrasi]

Lintas12.com – Menyusui Eksklusif Membangun Sistem Kekebalan Bayi: Ahli Epidemiologi.

Pemberian ASI eksklusif merupakan dasar dari sistem kekebalan tubuh bayi, kata Ketua Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane.

Usulan perpanjangan masa cuti melahirkan dalam RUU tersebut terkait erat dengan dorongan untuk memungkinkan pemberian ASI eksklusif

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“ASI eksklusif merupakan sumber asupan gizi yang sangat baik bagi bayi baru lahir,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Oleh karena itu, dukungan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama enam bulan sangat penting, tambahnya.

“Dalam hal ini, saya sangat menyambut baik kesepakatan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA) menjadi inisiatif Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk dibahas dengan pemerintah,” ujarnya.

Baca juga:  Terapi peremajaan sel: Bagaimana para ilmuwan dapat membalikkan penuaan

Ia mengatakan aturan yang tertuang dalam RUU tersebut mengakomodir kesejahteraan ibu dan anak.

“RUU ini juga mengakomodir banyak hal, terutama mengakomodir upaya pemenuhan ASI eksklusif bagi anak Indonesia,” imbuhnya.

Dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a RUU tersebut, ada ketentuan cuti hamil enam bulan bagi ibu setelah melahirkan, katanya.

Usulan perpanjangan masa cuti melahirkan dalam RUU tersebut terkait erat dengan dorongan untuk memungkinkan pemberian ASI eksklusif, tambah Pane.

“Seorang ibu yang baru melahirkan akan memiliki waktu yang cukup untuk memberikan ASI eksklusif. Hal ini tentunya juga berkorelasi dengan upaya penurunan prevalensi stunting karena menyusui merupakan salah satu upaya pencegahan stunting,” ujarnya.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa masih banyak upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengurangi prevalensi stunting.

Baca juga:  Kenali perbesaan gejala demam berdarah, tipus, dan malaria

“Terkait prevalensi stunting, cukup banyak variabel lain yang dapat mempengaruhinya, seperti anemia pada ibu hamil dan sebagainya,” ungkapnya.

Oleh karena itu, penyadaran dan edukasi kepada masyarakat tentang upaya pencegahan stunting harus terus digencarkan, tambahnya.

Lintas 12 – Portal Berita Indonesia tentang: Menyusui Eksklusif Membangun Sistem Kekebalan Bayi: Ahli Epidemiologi.

Berita Terkait

Kenapa BAB Harus Jongkok? Ini Alasan Ilmiahnya!
Penyebab Kanker Ginjal yang Dialami oleh Vidi Aldiano
Mitos Kanker Prostat dan Kemasan Galon Guna Ulang: Fakta yang Sebenarnya
Nyeri Ulu Hati: Mengenal Tanda Sakit Jantung dan Asam Lambung
Varian Baru Covid-19 Eris Sudah Hadir di Indonesia Sejak 2 Bulan yang Lalu
Perbedaan Antara Diabetes Kering dan Basah: Penanganan dan Pencegahannya
Manfaat Kesehatan Makanan Pedas
Apakah Diabetes Tipe 1 Bersifat Genetik? Ini Pendapat Para Ahli

Berita Terkait

Rabu, 18 Desember 2024 - 21:44 WIB

Kenapa BAB Harus Jongkok? Ini Alasan Ilmiahnya!

Jumat, 13 Oktober 2023 - 21:31 WIB

Penyebab Kanker Ginjal yang Dialami oleh Vidi Aldiano

Senin, 25 September 2023 - 15:59 WIB

Mitos Kanker Prostat dan Kemasan Galon Guna Ulang: Fakta yang Sebenarnya

Rabu, 16 Agustus 2023 - 20:37 WIB

Nyeri Ulu Hati: Mengenal Tanda Sakit Jantung dan Asam Lambung

Kamis, 10 Agustus 2023 - 23:55 WIB

Varian Baru Covid-19 Eris Sudah Hadir di Indonesia Sejak 2 Bulan yang Lalu

Berita Terbaru

Tips-Trik

Tips Meningkatkan Metabolisme Burung Peliharaan Anda

Jumat, 27 Des 2024 - 21:55 WIB

Kesehatan

Kenapa BAB Harus Jongkok? Ini Alasan Ilmiahnya!

Rabu, 18 Des 2024 - 21:44 WIB

Red sparks Lolos Final Kovo Cup, Kandaskan GS Caltex 3-2 [Foto: KOVO]

Olahraga

Red sparks Lolos Final Kovo Cup, Kandaskan GS Caltex

Sabtu, 5 Okt 2024 - 16:01 WIB