Lintas12.com – Ada skenario baku tembak di rumah Kadiv Propam, banyak kejanggalan.
Menurut Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI) Saiful Anam, terdapat skenario besar di balik peristiwa baku tembak antara ajudan Ferdy Sambo dengan Brigadir J atau Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat. Hal itu dilihat dari sejumlah indikasi yang ada dalam kasus baku tembak yang terjadi di rumah Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.
Seperti dikutip dari PojokSatu, sejumlah kejanggalan menyebabkan publik mempunyai asumsi dan opini liar. Satu diantara kejanggalan tersebut dalam baku tembak antara ajudan Ferdy Sambo dengan Brigadir J itu adalah matinya CCTV yang dikatakan Mabes Polri dikarenakan tersambar petir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kecuali itu, juga belum ditemukannya smartphone atau telepon selular milik Brigadir J yang sudah pasti memunculkan teka-teki besar.
“Matinya CCTV dan belum juga ditemukannya smartphone milik Brigadir J menjadi teka-teki dan membuat publik makin penasaran terkait peristiwa ini,” ungkap Saiful Anam, Rabu (13/7).
Sementara itu, pakar hukum tata negara Universitas Indonesia (UI) ini juga menyinggung adanya kejanggalan versi keluarga Brigadir J. “Apalagi dari pihak keluarga Brigadir J menemukan adanya luka sayatan dan memar yang menurut pihak keluarga sangat janggal,” sambungnya.
Karena adanya banyak kejanggalan dalam kasus itu, menurut dosen Fakultas Hukum Universitas Sahid Jakarta itu, tidak aneh jika publik lalu menuntut kasus baku tembak tersebut diusut tuntas dan dibuka sejelas jelasnya. Apalagi, masyarakat luas juga mengaitkan baku tembak yang terjadi antara ajudan Ferdy Sambo dengan Bharada E berkaitan adanya isu perselingkuhan antara Brigadir J denan istri Ferdy Sambo, Putry Sambo.
“Jika CCTV rusak dan juga handphone milik Brigadir J tidak juga ditemukan, maka sangat patut diduga terdapat skenario besar di balik peristiwa ini,” lanjutnya.
Bila dua hal kejanggalan tersebut tidak dapat dijawab polisi, maka jangan kaget bila kemudian masyarakat luas merespon keras. “Tentu publik geram dengan adanya kasus yang menimbulkan spekulasi ini,” tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan bahwa baku tembak yang menewaskan ajudan Ferdy Sambo dipicu peristiwa pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Ferdy Sambo, Putry Sambo. Sayangnya, Budhi tak menjelaskan lebih detil peristiwa pelecehan seperti apa yang dilakukan oleh Brigadir J kepada Putry Sambo.
Karena teriak, Brigadir J keluar kamar. Terikan itu kemudian didengar oleh Bharada E yang ada di lantai 2. Bharada E langsung bergegas menuju lantai bawah sumber suara. Saat baru sampai tangga, ia melihat Brigadir J keluar dari kamar Ferdy Sambo. “Baru separuh tangga, RE (Bharada E) melihat saudara (Brigadir) J keluar dari kamar tersebut dan menanyakan ‘ada apa’. Bukannya dijawab, tetapi direspon dengan melakukan penembakan,” papar Budi.
Namun demikian, tembakan Brigadir J tidak satupun mengenai Bharada E, melainkan hanya mengenai tembok. Disebutkan Bharada E berlindung di tangga. “Karena saudara RE juga dibekali senjata, dia kemudian mengeluarkan senjata yang ada di pinggangnya. Nah, ini kemudian terjadi baku tembak,” papar Budhi. Dari baku tembak tersebut, Brigadir J tewas di tangan Bharada E dengan beberapa tembakan yang mengenai tubuh Brigadir J.
Lintas 12 – Portal Berita Indonesia tentang: Ada skenario baku tembak di rumah Kadiv Propam, banyak kejanggalan.