Lintas12.com – Delapan warga sipil tewas oleh teroris Papua diterbangkan ke kampung halaman.
Pesawat Lion Air pada Minggu mengangkut peti mati delapan warga sipil yang tewas ditembak teroris separatis Papua bersenjata di Kabupaten Nduga, Sabtu, ke kampung halamannya masing-masing dari Timika di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.
Tiga peti dikirim ke Makassar, Sulawesi Selatan, dan tiga lainnya ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, sedangkan dua peti lagi masing-masing diterbangkan ke Medan, Sumatera Utara, dan Palu, Sulawesi Tengah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Kapolres Mimika AKBP I Gede Putra, sembilan warga sipil ditembak mati oleh teroris pimpinan Egianus Kogoya di Desa Nogolaid, Kecamatan Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua, pada Sabtu.
Delapan dari sembilan korban tewas telah dikirim ke keluarga mereka yang tinggal di luar Papua. Mereka dimakamkan di kampung halamannya masing-masing sedangkan satu lainnya sudah dimakamkan di Timika, katanya.
Para korban tewas diidentifikasi sebagai Imam Elias Serbaye (54), Yulius Watu (23), Habertus Goti (41), Daeng Maramli (41), Taufan Amir (42), Johan (26), Alex (45), Yuda Hurusinga (27), dan Sirajudin (27).
Dalam insiden penembakan yang fatal itu, dua warga sipil, yang diidentifikasi sebagai Sudirman dan Hasdin, selamat tetapi menderita luka tembak. Mereka saat ini dalam kondisi stabil, dan telah menerima perawatan medis, tambahnya.
Selama beberapa tahun terakhir, kelompok bersenjata Papua sering menggunakan taktik tabrak lari terhadap aparat keamanan Indonesia dan melakukan aksi teror terhadap warga sipil di distrik Intan Jaya, Nduga, dan Puncak untuk menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat.
Tiga peti dikirim ke Makassar, Sulawesi Selatan, dan tiga lainnya ke Kupang, Nusa Tenggara Timur, sedangkan dua peti lagi masing-masing diterbangkan ke Medan, Sumatera Utara, dan Palu, Sulawesi Tengah.
Sasaran aksi teror tersebut antara lain pekerja bangunan, tukang ojek, guru, perawat, dokter, pelajar, pedagang kaki lima, bahkan pesawat sipil.
Pada 2 Maret 2022, misalnya, beberapa anggota kelompok bersenjata Papua yang beroperasi di Kecamatan Beoga, Kabupaten Puncak, menewaskan delapan pekerja Palaparing Timur Telematika (PTT), yang sedang memperbaiki menara base transceiver station (BTS) milik negara. operator telekomunikasi milik Telkomsel.
Para pekerja tersebut berinisial B, R, BN, BT, J, E, S, dan PD. Pekerja lain, yang diidentifikasi sebagai NS, selamat dari serangan mematikan itu, menurut juru bicara Kepolisian Papua Komisaris Besar Ahmad Kamal.
Pembunuhan terhadap pekerja PTT bukanlah yang pertama terjadi di provinsi Indonesia bagian timur.
Pada 2 Desember 2018, sekelompok teroris Papua bersenjata telah membunuh secara brutal 31 pekerja PT Istaka Karya, yang bekerja pada proyek Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak di Kecamatan Yigi, Kabupaten Nduga.
Kelompok teror yang melancarkan pembunuhan brutal itu juga membunuh seorang prajurit bernama Handoko, serta melukai dua personel keamanan lainnya, Sugeng dan Wahyu.
Lintas 12 – Portal Berita Indonesia tentang: Delapan warga sipil tewas oleh teroris Papua diterbangkan ke kampung halaman.