Lintas 12 – Kenaikan Harga Bahan Bakar, Subsidi Energi Akan Mencapai $34b, Pemerintah Pertimbangkan.
Pemerintah sedang mempertimbangkan menaikkan harga produk bahan bakar bersubsidi untuk mengurangi tekanan pada anggaran negara setelah terungkap bahwa biaya untuk menjaga bahan bakar dan listrik yang terjangkau dapat melebihi pagu anggaran Rp 502 triliun ($ 34 miliar).
Dalam pertemuan tingkat tinggi dengan pimpinan lembaga legislatif dan yudikatif pada hari Jumat, Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengindikasikan bahwa pengeluaran untuk subsidi energi tidak bisa lebih tinggi lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tolong cari negara lain di mana Rp 502 triliun dihabiskan untuk subsidi … jumlah ini sangat besar tetapi bisakah kita bertahan dengan ini?” kata Presiden usai rapat di Istana Negara di Jakarta.
“Tidak apa-apa kalau kita bisa memikul itu karena itu berarti rakyat tidak perlu menanggung beban. Tapi bagaimana kalau APBN sudah tidak tahan lagi?””
Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua DPRD La Nyalla Mattalitti, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Isma Yatun, Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman, Ketua Mahkamah Agung M Syarifuddin, dan Yudisial Ketua KPU Mukti Fajar Nur Dewata.
Sementara sebagian besar negara di dunia harus menghadapi kenaikan harga bahan bakar yang belum pernah terjadi sebelumnya, pemilik kendaraan di Indonesia dapat membeli produk bensin bersubsidi dengan harga setengah dolar per liter.
“Kita sedang menghadapi krisis pangan, energi, dan keuangan global,” kata Jokowi.
Pemerintah mengendalikan harga produk bahan bakar bersubsidi, bahan bakar gas cair, dan listrik untuk masyarakat miskin. Namun, produk bahan bakar seperti Pertalite dan bahan bakar diesel Dexlite telah menguntungkan sebagian besar pemilik mobil yang seharusnya tidak dikategorikan sebagai keluarga berpenghasilan rendah, kata para kritikus.
Pada Rabu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan alokasi subsidi energi saat ini sudah mencapai Rp 350 triliun lebih dari target awal.
Sebagian subsidi dialokasikan untuk memasok 23 juta kiloliter Pertalite sepanjang tahun, namun total konsumsi produk bensin murah diperkirakan mencapai 28 juta kiloliter hingga akhir tahun.
“Jadi ada tambahan belanja selain subsidi Rp 502 triliun,” ujarnya.
Selain konsumsi BBM domestik yang meningkat tajam, pelemahan rupiah terhadap dolar dan melonjaknya harga minyak dunia juga menambah tekanan pada anggaran negara, kata menteri.
Lintas 12 – Portal Berita Indonesia tentang: Kenaikan Harga Bahan Bakar, Subsidi Energi Akan Mencapai $34b, Pemerintah Pertimbangkan.