Lintas 12 – 4 Poin Akal-akalan Ferdy Sambo yang Sudah Terbantahkan.
Seperti yang sudah diketahui bersama, mantan Kadiv Propam Polri tersebut telah dijadikan tersangka dengan tuduhan menjadi dalang atau otak pembunuhan Brigadir Josua bersama tiga orang lainnya.
Namun hingga kini drama dan jalan ceritanya masih seru sehingga terus diikuti oleh publik. Apalagi hingga kini motif pembunuhan sebenarnya belum terungkap. Meskipun ia telah mengatakan bahwa harkat dan martabat keluarganya yang terhinakan yang memicu peristiwa penghilangan nyama Brigadir J. Publik masih tidak percaya dengan pernyataannya. Khalayak masih merasa bahwa motif yang sebenarnya masih disembunyikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketidakpercayaan publik terhadap Sambo dapat dimaklumi. Mengingat kebohongan demi kebohongan yang yang dilakukannya. Dari pertama peristiwa pembunuhan tersebut terungkap ke permukaan hingga hari ini, keterangan yang dinarasikan mengalami banyak perubahan.
Belum lagi drama-drama yang melingkupinya mulai banyak terungkap. Mulai dari nangiis-nangis ke berbagai pihak, termasuk ke komisioner Kompolnas, hingga upaya pemberian dua buah amplop kepada staff LPSK. Dan itu masih ditambah dengan pengakuannya bahwa peristiwa yang merendahkan harkat – martabat keluarga (terjadi) di Magelang.
4 Poin Akal-akalan Ferdy Sambo
Lintas 12 mencoba merangkum paling tidak 4 poin akal-akalan atau skenario yang dilakukan Ferdy Sambo untuk mengelabui publik.
1. Sebelumnya di awal kejadian perkara, Ferdy Sambo membuat skenario baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E.
Tembak menembak antara Bharada E dan Brigadir J adalah skenario yang dibangun untuk mengelabui publik dari peristiwa yang sebenarnya. Digambarkan bahwa Bharada E melakukan penembakan untuk membela diri setelah mendapatkan tembakan dari Brigadir E sesaat setelah melakukan pelecehan seksual kepada Putri Candrawati, istri Sambo.
Namun upayanya membangun ceritanya sendiri dimentahkan oleh Kapolri saat konperensi pers bahwa tidak terjadi tembak menembak. Yang sebenarnya terjadi adalah penembakan searah dari Bharada E kepada Brigadir J atas perintah mantan Kadiv Propam Polri tersebut.
2. Ferdy Sambo juga mengarang seolah adanya pelecehan yang dilakukan Yoshua pada istrinya Putri Candrawathi.
Akal-akalan yang kedua yang hendak dijejalkan kepada publik adalah latar belakang peristiwa “tembak menembak” antara E dan J. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya pelecehan terhadap Putri Candrawati sambil menodongkan senjata. Disebutkan, karena mendapatkan pelecehan maka Putri Sambo berteriak sehingga membuat Brigadir J panik dan lari keluar kamar. Ketika ditanya Bharada E, Brigadir J bukannya menjawab malah menembak sehingga dibalas dengan tembakan yang semuanya tepat mengenai tubuh J. Sementara tak satupun peluru yang dilontarkan Brigadir J mengenai Bharada E.
Poin akal-akalan dan skenario inipun terbantahkan oleh pengumuman Polri bahwa tidak ada peristiwa pelecehan sehingga penyelidikan kasusnya dihentikan.
3. Saat di Bareskrim Polri meminta masyarakat bersabar untuk membangun citra diri sebagai orang sabar dan baik.
Untuk mencitrakan diri sebagai orang baik, santun, penyabar, dan tidak mungkin melakukan kekerasan, ia meminta masyarakat untuk bersabar menyikapi informasi yang simpang siur. Seakan-akan ia mengatakan kepada publik untuk meniru dirinya yang sabar dalam menghadapi peristiwa yang menghentak publik tersebut.
Akal-akalan skenario yang terbantahkan tersebut dibangun untuk membuat image bahwa dirinya adalah orang sabar dan jauh dari sifat dan tindak kekerasan.
Skenarionya terbantahkan dengan pengakuan Bharada E bahwa ia menembak atas perintah Ferdy Sambo. Faktanya adalah bahwa ia bukan orang yang sabar dan baik dengan mengedepankan hukum tetapi bermain ala preman dan penjahat kakap yang suka main bunuh.
4. Saat peristiwa pembunuhan terjadi mengaku tidak berada di TKP, rumah dinasnya, karena sedang melakukan test PCR di luar
Sekali lagi, Sambo gagal membangun cerita dan skenarionya sendiri. Dengan terbongkarnya kasus ini maka terjawab bahwa di berada di TKP bahkan menjadi dalang dan otak pembunuhan Brigadir J. Hal tersebut mematahkan alibi Sambo pergi testt PCR saat kejadian baku tembak.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik juga mengunkapkan, bahwa ternyata Irjen Ferdy Sambo tiba sehari lebih awal di Jakarta.
Meski 4 poin akal-akalan atau skenarionya sudah terbantahkan, rupanya Ferdy Sambo masih melakukan upaya membangun kesan bahwa tindakannya mendalangi pembunuhan adalah pantas dilakukan karena membela harkat dan martabat keluarga. Upayanya mengalihkan locus peristiwa pelecehan ke Magelang pasti tidak membuat publik percaya.
Lintas 12 – Portal Berita Indonesia tentang: 4 Poin Akal-akalan Ferdy Sambo yang Sudah Terbantahkan.