Thomas Djamaluddin Meminta Maaf Kepada Muhammadiyah menjadi berita LINTAS 12 kali ini. Permintaan maaf ini berkaitan dengan tulisan-tulisannya yang “menyinggung” ormas berlambang Matahri ini. Simak beritanya:
Thomas Djamaluddin, seorang profesor riset astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), meminta maaf kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah atas sikap kritisnya terhadap kriteria Wujudul Hilal yang dianggapnya usang secara astronomi dan sikap ego-organisasi yang menghambat dialog menuju titik temu dalam perbedaan hari raya Idulfitri.
Dia mengungkapkan niatnya hanya ingin mendorong perubahan untuk bersama-sama mewujudkan kesatuan ummat secara nasional terlebih dahulu. Thomas berharap perbedaan hari raya Idulfitri dapat diselesaikan, tidak terus dilestarikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Permohonan maaf tersebut dia sampaikan melalui akun media sosial Facebook pada Selasa (25/4/2023).
Laksana Tri Handoko, kepala BRIN, juga meminta maaf kepada seluruh warga Muhammadiyah atas perbuatan yang dilakukan oleh anak buahnya. Seorang peneliti astronomi di BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin, akan diproses di Majelis Etik ASN karena membuat komentar di akun media sosial yang mengancam membunuh semua warga Muhammadiyah.
Meski telah meminta maaf, BRIN tetap akan memproses sidang Majelis Etik ASN tersebut pada Rabu (26/4/2023).
“BRIN meminta maaf, khususnya kepada seluruh warga Muhammadiyah, atas pernyataan dan perilaku salah satu sivitas BRIN, meskipun ini adalah ranah pribadi yang bersangkutan,” kata Handoko, Selasa (25/4/2023).
Setelah sidang tersebut dilakukan, akan dilanjutkan dengan sidang Majelis Hukuman Disiplin ASN. Handoko mengimbau agar para periset BRIN lebih bijak dalam menyampaikan pendapat di media sosial dan lebih mengedepankan nilai BerAkhlak yang berarti berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
Demikian berita LINTAS 12 tentang Thomas Djamaluddin Meminta Maaf Kepada Muhammadiyah. Selamat membaca!